Patah Tumbuh Hilang Berganti
ini hasil bongkaran yang sudah cukup lama tersimpan,, cerita ini saya tulis saat saya masih SMP, kira2 tahun 2003an dan dapat saya selesaikan saat saya SMA kelas 1 tahun 2005, memang cukup lama si,
cerita ini terinspirasi dari sebuah pribahasa yaitu Patah Tumbuh Hilang Berganti, ya beginilah hasilnya imajinasi anak2 usia remaja.
selamat membaca ya sahabat, jangan lupa tinggalkan komentarnya ya...
Patah Tumbuh Hilang Berganti
Suasana di Kampus Tunas Bangsa begitu ramai, tapi ditengah keramain itu Shandy hatinya gunda gulana, dilanda kegelisahan yang begitu mendalam. Karena merasa tidak bisa menghadapi sendiri akhirnya dia bicara kepada dua sahabatnya Tonny dan Zen.
“ Ton, Zen sebenarnya aku ingin bicara pada kalian berdua”
” Apa yang ingin kamu bicarakan”, tanya Tonny.
” Gini Ton, Zen ini memang berat untuk aku, mungkin juga buat kalian semua”
” Shan, kamu nggak usah panjang cerita, kamu ngomong aja”, ucap Zen nggak sabaran
” Gini keluarga ku sepakat untuk menyuruhku kuliah di luar negeri, sebernarnya aku berat tuk katakan ini pada kalian, tapi ku ingin minta pendapat dari kalian”,
Lalu Tonny menjawab
“ Kalau itu dah jadi putusan dari keluarga kamu, ikuti aja karena itu mungkin yang terbaik untuk mu”,
Zen juga menambahkan
“ ya Shan kamu ikuti aja soalnya orang tua kita itu tahu apa yang terbaik untuk kita”.
Mereka menuju sebuah bangku di halaman kampus, Shandy kelihatannya masih ragu untuk menerima tawaran dari orang tua nya, tapi Tonny dan Zen terus memberi semangat pada temannya itu, sampai akhirnya Shandy mau menerima tawaran orang tuanya,
“ Ya udah kalau kalian ngedukung aku, aku akan terima tawaran itu”
” Na gitu dong, itu baru sahabat kita”, ucap tonny pada Shandy
Sesaat kemudian Shandy pamit pulang pada temannya,
” Oh.. ya..., kalau gitu aku balik dulu, soalnya sore ini aku langsung berangkat, ku tunggu kalian jam 3 di airport”
Shandy langsung pergi, menuju mobil dan langsung menuju rumah sesampai di dirumah,
” Shandy.. pulang”
” Eh...., kakak cakep ku udah pulang”, ucap Tamy adiknya
” Kamu jangan kebanyakan ngomong, ayah ama ibu mana?”
”Di ruang tengah, ada apa kak?”
“ Yuk.. kita temui ayah dan ibu”
Shandy memberitahukan pada orangtuanya bahwa dia menerima tawaran tersebut, orang tuanya sangat senang, dan sorenya mereka mengantar Shandy ke airport, hanya adiknya yang tidak mengantarkannya karena harus menyelesaikan tugas sekolahnya. Sesampai di airport terlihat Tonny dan Zen sudah menunggu, tak lama disana pesawat yang ditumpangi Shandy harus segera berangkat, dan mereka( Shandy, Tonny, dan Zen ) berpelukan untuk melepas rindu karena akan berpisah selama beberapa tahun. Setelah Shandy berangkat, mereka semua pulang, Tonny mengantar Zen pulang, diperjalanan setelah mengantar Zen,Tonny langsung pulang kerumahnya Tonny merasa sangat gelisah dan sedih karena ditinggal oleh sahabat karibnya walaupun itu hanya untuk sementara, tapi sesampai di rumahnya dia kecewa. Saat dia masuk dan hendak kekamarnya dia mendengar orang yang sedang bercakap – cakap, Tonny sangat berharap bahwa itu adalah suara ayah dan ibunya tapi setalah dia menuju ke arah suara itu dia melihat ayahnya berduaan dengan seorang perempuan, dia begitu marah,
“ Ayah apa – apaan ini, apa ayah ndak malu dan apa ayah tidak cukup di tinggalin ibu gara – gara kebiasaan ayah yang jelek itu”,
Karena omongan Tonny sampai akhirnya perempuan itu pergi. Setelah itu Tonny langsung menuju ke kamarnya.
Hari demi hari telah terlalui, tak terasa Tiga tahun sudah Shandy kuliah di luar negeri, dirumah Shandy adiknya bertanya – Tanya pada ibunya “ Bu kapan ya bang Shandy pulang, lalu ibunya menjawab “ ya ibu juga tak tahu mungkin kalau study nya sudah selesai pasti dia langsung pulang. Tiba – tiba ayahnya datang dari halaman belakang “ Apa yang kalian bicarakan itu, katanya kepada anak dan istrinya, lalu istrinya menjawab “ nih Yah Tamy nanya kapan abangnya balik katanya dia kangen banget ama abangnya, lalu ayahnya berkata lagi “ Kirainnya bicarain Ayah, lalu Tamy menjawab “ tak kita tak bicarain Ayah, kok Ayah keGRan banget si.
Saat mereka asyik bercakap – cakap tiba – tiba telepon berdering ternyata itu dari Shandy lalu ibu menyuruh Tamy untuk mengangkatnya.
Tamy : assalammualaikum, sapa ni, lalu Shandy menjawab “ ni abang masa kamu ndak kenal suara abang shi, lalu Tamy menjawab “ abang benar ni, abang kapan balik Tamy dah kangen banget ni sama abang, Shandy menjawab dengan nada sedikit ketawa “ Tiga hari lagi chayang, tunggu ja ya abang punya kejutan buat kamu, ya sudah ya abang mau beres – beres dulu, salam ma Ayah dan Ibu ya, lalu Tamy menjawab “ ya abang juga baik – baik disitu sampai ketemu dirumah assalammualaikum.
Setelah itu Tamy langsung menemui Ayah dan Ibunya dan memberitahukan kepada mereka bahwa Shandy akan pulang tiga hari lagi, ayah dan ibunya senang sekali mendengar kabar itu.
Tapi dalam Kebahagiaan Tamy. Tonny sedang di landa kesedihan yang mendalam karena Ayah nya belum mau berubah, Tonny pergi ke rumah Zen untuk meluahkan rasa hatinya yang gunda gulana, sesampai disana dia langsung bertemu dengan Zen, Zen berkata “ Ton kok tumben kesini ndak telepon dulu, lalu dengan nada bicara yang lemah tonny menjawab “ tak sempat soalnya aku buru – buru datang kesini, soalnya di rumah ku tak dah yang bikin senang semuanya bikin frustasi, lalu Zen menjawab “ maksud kamu “.dengan cepat Tonny menjawab “ aku pengen curhat ma kamu, dengan senyum Zen menjawab “ curhat aja, ya da yuk ke kamar ku. Lalu mereka menuju ke kamar Zen, disana Tonny menceritakan semua persoalannya kepada Zen.
Tonny : Zen ku masih nda ngerti dengan semua yang terjadi di rumahku, rasanya aku tuh ingin lari”,Zen menjawab Tonny “ emang kenapa kamu ingin lari dari semua itu”. Dengan nada agak kesal Tonny menjawab Zen “ kamu tahu sendirikan sifat ayahku, yang tak pernah lepas dari wanita wanita, dan wanita”, Zen mencoba menghibur Tonny dengan berkata “ Ton kamu yang sabar ya mungkin di sebalik semua itu ada hal yang udah di siapin Tuhan buat kamu dan keluarga kamu”.
Hari demi hari terlewati, saat Tamy dan keluarganya asyik bercakap – cakap diruang tengah rumahnya, tiba – tiba bel berbunyi, Tamy langsung bangun dan membukakan pintu, saat tiba di pintu dia sangat tercenggang karena yang datang adalah abangnya yang sudah tiga tahun di luar negeri. Dengan nada gembira Tamy menyambut abangnya “abang, pa benar ni abang ” Shandy lalu menjawab “ ya ini abang masa kamu nda kenal si, Tamy lalu menjawab lagi “ yang aku pangling aja, abang banyak berubah”, tiba – tiba mata Tamy tertuju kepada seorang perempuan “ bang siapa perempuan itu , Shandy langsung Menjawab “ itu dia kejutan yang kakak bilang kemarin itu “ Lalu Tamy bertanya lagi “ namanya siapa dan orang mana “ dengan senyum Shandy menjawab pertanyaan adiknya “ namanya Dina, dia anak sini juga tapi sudah lama tinggal di London. Lalu Ayah dan ibunya keluar dan saat melihat Shandy mereka senang sekali terus Tamy keceplosan ngomong, “ Bu abang datang dengan calon mantu ibu, lalu ibu Shandy bertanya pada Shandy “ benar itu nak, dengan malu – malu Shandy menjawab “ iya bu, lalu Ayah nya bilang “ lho kok jadi ngobrol disini sih Shan ayo ajak sapa namanya ?, Shandy menjawab “ Dina Yah “, iya Dina ayo masuk sahut Ayah nya Shandy biar Tamy yang bawah semua barangnya, lalu Tamy Berkata “ kok aku sih “waktu terus saja melaju, tak terasa malam pun menjelang, dirumahnya Tonny sangat frustasi karena ulah ayahnya yang tidak berubah – berubah, dengan sangat kesal Tonny mengobrak abrik kamarnya sambil berkata “ sial kenapa ku punya ayah macam tu “, lalu pembantunya datang didepan pintu dia berkata “ Den Tonny, ada apa, tonny menjawabnya dengan nada yang tak enak di dengar “ tak ada apa – apa, kamu pergi aja aku lagi malas bicara ma siapa – siapa, ina menjawab “ ya Den tapi tuan nyuruh saya panggil Den Tonny, tuk makan malam.Tonny menjawab “ ya sebentar aku turun. Sedangkan dirumah Shandy makan malamya diwarnai dengan suasana yang sangat menyenangkan.
Di rumahnya Zen dan keluarganya membicarakan Tonny, Zen berkata pada ayah dan ibunya “ kasian ya tonny” lalu ibunya menjawab “ kasian kenapa nak “, Zen menjawab dengan nada rendah “ 3 hari saat dia datang kerumah, dia cerita semua masalahnya, lalu ayahnya berkata “ Tonny punya masalah apa “ Zen menjawabnya “ masalah ayah nya yang tak berubah – berubah, kerana itu dia jadi tertekan “, dengan nada agak sedih ibunya Zen berkata “ kasian dia dari kecil ditinggal ibunya, tak pernah melihat ibunya, semua kerana ayahnya tu “, Zen lalu menambahkan “ dia juga cakap apa arti semua yang aku dapatkan kalau aku harus begini “lalu ayahnya berkata “ Zen kamu harus hibur dia, diakan teman karib mu “. Sedang dirumahnya Tonny bertengkar dengan ayahnya, Tonny berkata “ yah ayah ingat janji ayah ke Tonny kan “, ayahnya menjawab “ Ayah ingat nak “, lalu dengan nada marah Tonny berkata “ kalau ayah ingat kenapa ayah masih ngulanginya, ayahnya menjawab “ ayah bisa jelasin “, dengan nada marah dan sambil menghempaskan sendok dan garpu “ apa yang perlu dijelasin lagi, tak ada yah, perlu ayah tahu Tonny sangat tersiksa dengan keadaan ini “ tonny langsung meninggalkan meja makan.
Keesokan harinya Tonny dan Zen duduk di taman kampus sambil bercakap- cakap, Zen berkata “ Ton kapan ya Shandy balik “ Tonny menjawab “ tak tahu lah, mungkin dalam bulan ni. E aku ke kantin dulu ya tak lama kok “ Zen menjawab “ Ya ku tunggu disini “. Sedangkan Tamy di rumah nya telat ke kampus, Tamy buru – buru turun, di meja makan ibunya menegur “ pagi Tam, sarapan dulu “ Tamy menjawab “ Tamy buru – buru bu ada ujian bahasa inggris. Bang Shandy pinjam mobilnya ya “ Shandy memberikan kuncinya dan Tamy langsung menuju ke kampus. Sesampai disana Tamy berjalan dengan sangat tergesa – gesa, sampai di dekat tangga dia berpapasan dengan Tonny, buku yang dibawahnya jatuh, Tamy mengambil buku – bukunya yang jatuh Tonny juga membantunya merapikan buku – bukunya sambil menatap lain, setelah buku – bukunya diambil Tamy langsung berjalan ke kelasnya, sedang Tonny terus menatapnya sampai dia di bangku taman lalu Zen berkata “ hei pa yang kamu lihat tu “. Tonny menjawab “ Zen cewek tadi tu cantik juga ya “ Zen menjawab dengan nada agak nyindir “ naksir yah “, lalu Tonny menanggapi “ kalau ya, kenapa? “ Zen lalu menjawab “ tak apa – apa kok.
Beberapa saat kemudian Tamy muncul dan langsung menuju mobilnya yang tepat berada disebelah mobil Tonny. Saat Tamy melihat ternyata bannya kempes, lalu Tamy mengganti ban tersebut,tiba – tiba Tonny datang menawarkan bantuan, Tamy tidak menghiraukan nya, saat dia melihatnya ternyata itu Tonny, Tamy sangat tercenggang lalu dia berkata “ eh abang “ Tonny lalu berkata “ pa bisa abang bantu kayaknya kamu capek banget”, Tamy menjawab dan agak menolak “ tak usah ya, aku bisa sendiri kok “ Tonny terus bicara dan kayaknya agak memaksa gitu “ ayo dah abang Bantu “ lalu Tamy menjawab “ ya sudah kalau abang maksa “ lalu Tonny memasang ban mobil Tamy walaupun dia juga belum pernah pasang ban sendiri, setelah selesai Tamy mengeluarkan sapu tangan dan memberikan kepada Tonny untuk mengelap keringatnya dan Tamy mengucapkan terima kasih kepada Tonny kerana sudah membantunya. Tamy masuk ke mobil dan menjalankan mobil tiba – tiba Tonny memanggil, Tamy berhenti dengan tiba – tiba, Tonny menanyakan namanya “ sorry aku tiba – tiba nyuruh kamu berhenti, boleh tahu tak nama kamu siapa “ Tamy lalu menjawab “ nama aku Tamy Abang “ Tonny menjawab “ nama abang Tonny, makasih ya atas jawapannya”. Setelah itu Tamy langsung pulang. Tanpa sadar dan masih dalam lamunan, Tonny menyebut – nyebut nama Tamy sampai Zen datang menegurnya “ apa yang kamu pikirkan itu “, Tonny menjawab “ tak ada, e Zen tadi aku bantuin cewek gantiin ban mobil, mobilnya itu mirip banget dengan mobilnya Shandy “,lalu Zen berkata “mungkin Shandy da balik” tak lama setelah berbicara handphone Tonny berdering dengan segera Tonny menjawabnya “ Assalamualaikum, ni siapa yah “, ternyata yang menelpon itu Shandy “ Waalaikumsalam, ni Shandy Ton, kamu dimana sekarang “,dengan riang Tonny menjawab “ ni benar kamu, sekarang ku ada dikampus dengan Zen ada apa sih “, lalu Shandy menjawab “ kamu dan Zen kerumah yah, ku tunggu “, Tonny menjawabnya “ ya tapi kapan kamu balik ke Malaysia “ Shandy menjawabnya “ ku balik kemarin, pokoknya kamu dan Zen cepat kerumah yah, ya udah assalamualikum “ Tonny menjawab salam temannya.
Setelah itu Tonny dan Zen langsung menuju rumah Shandy, sesampai disana mereka menekan bel, lalu Shandy membukakan pintu. Saat itu pelukan hangat ketiga sahabat itu melepaskan rindunya lalu Shandy berkata “ ayo masuk “. Mereka masuk dan langsung menuju ruang tengah, sesampai diruang tengah Shandy memanggil Dina “ Din sini abang ingin kenalin teman – teman abang “. Dina menuju di ruang tengah, Tonny dan Zen heran dengan perempuan didepan mereka, lalu Tonny berkata “ Shan siapa dia “, dengan senyum Shandy menjawabnya “ tunangan ku dari London “, lalu Zen berkata “ wow selamat ya, teman ku yang satu ni rupanya sambil belajar di sana pulang – pulang eh bawah calon istri “. Shandy menyuruh Dina membuatkan minum, saat Dina Sampai di dapur dia bertemu Tamy, Tamy menyuruh Dina kembali keruang tengah, saat Dina kembali Shandy menanyakan minuman lalu Dina menjawab udah dibuatin. tak lama kemudian Tamy datang membawa minuman dan meletakannya satu per satu di atas meja “ silahkan “ setelah itu Tamy langsung menuju kebelakang. Saat itu Tonny bergurau “ Shan cantik juga pembantu kamu “ lalu Shandy menjawab “ hus itu bukan pembantu aku, dia itu adik aku “ lalu Tonny menjawab Shandy dengan nada malu gitu “ sorry kirainnya pembantu kamu “, Shandy menjawab “ tak apa soalnya aku tak pernah cerita, namanya Tamy “. Tonny tersedat saat Shandy bilang kalau nama adiknya Tamy “ Tamy “, lalu Shandy berkata “ kenapa Ton kamu kenal “Tonny menjawab “ Tak kayak pernah dengar aja “. Shandy memanggil Tamy, saat Tamy tiba diruang tamu Shandy berkata “ Tam ni kenalin temannya abang, lalu Tonny berkata “kamu yang dikampus tadi kan”, Tamy menjawab ya, makasih ya da bantuin betulin mobil”, sama – sama sahut Tonny dengan lembut.
Tiba – tiba ibu memanggil Tamy, dia disuruh ke supermarket untuk berbelanja tapi Tamy tak punya teman kesana, Tamy mengajak kakaknya tapi nda mau, kakaknya menyuruhnya pergi dengan Tonny karena Tonny dah bicara ma Shandy kalau dia suka pada Tamy. Akhirnya Tamy pergi dengan Tonny, sesampai disana Tamy langsung belanja dan setelah itu mereka langsung pulang. Tapi ditengah jalan mobilnya Tonny mogok terpaksa mereka menunggu mobilnya diperbaiki oleh montir.
Sementara mobilnya diperbaiki Tonny mengajak Tamy duduk ditaman yang tidak jauh dari tempat mobilnya di perbaiki, disitulah Tonny mengungkapkan isi hatinya. Dengan nada malu – malu Tonny berkata pada Tamy “ Tam abang ingin katakan sesuatu tapi kamu jangan marah ya, Tamy menjawab mau katakan apa dan kenapa aku harus marah. Dengan suara lembut Tonny berkata “ aku sayang ma kamu and mau nda kamu nerima aku jadi kekasih mu”. Tamy menjawab dengan malu – malu “ gimana ya bang, Tamy terima abang tapi syaratnya abang harus setia” lalu Tonny berkata “ abang janji abang pasti setia” Tamy lalu berkata lagi “ abang takkan tinggalin aku sampai kapanpun, tonny menjawab abang janji akan bersama kamu sampai kapanpun. Lalu Hpnya Tonny berdering, itu telpon dari montirnya , setelah itu mereka pulang, sedangkan dirumah ibunya Tamy khawatir banget.
Sesampai dirumah tamy langsung membawa belanjaan ke dapur sedangkan Tonny duduk bersama Shandy, lalu Shandy bertanya Ton gimana kamu berhasil nyatain cinta pada Tamy. Tonny menjawab dengan nada bahagia “ berhasil si tapi tadi tu aku malu tuk ungkapinnya tapi akhirnya aku berani juga”, Zen angkat bicara dengan nada nyindir “ bisa juga artis malu padahal kalau didepan orang banyak tak malu tu tapi kok didepan satu orang ja malu”, Shandy agak membela “ ya kan ini urusannya lain masalah hati gtu”. Lalu Tonny berkata “ Shan kita balik dulu ya dah sore ni, salam ja ma Tamy ” shandy menjawab “ key de ntar ku sampaiin”. Tonny dan Zen pulang .
Keesokan harinya Tamy bangun lebih pagi dari hari – hari sebelumnya, ayahnya berkata “ tumben anak ayah bangun sepagi ini da angin apa ya?, Tamy lalu menjawab dengan nada riang “ ah…ayah masa nda boleh Tamy bangun sepagi ni lagian Tamy kan ada kuliah pagi.
Tiba – tiba bel berbunyi ternyata yang Tonny, dia menjemput Tamy untuk kekampus bersama. Mereka pergi berdua dengan riang ternyata mereka melihat hal yang mengejutkan disana. Mereka melihat Zen berduaan dengan Tina ternyata Zen dan Tina udah jadian tapi teman – temannya tak ada yang tahu. Setelah kuliah selesai Tonny, Tamy, Zen dan Tina jalan – jalan kesebuah taman dan makan direstauran.
Setelah lama – jalan Tonny mengantar Tamy pulang, begitu juga dengan Zen, dia mengantar Tina Pulang. Setelah mengantar Tamy, Tonny langsung pulang kerumahnya tapi apa yang dia dapati. Tonny melihat ayahnya dengan perempuan lain, ayahnya tercenggang melihat Tonny dan Tonny langsung masuk kekamarnya. Ayahnya mengetuk pintu kamar sambil berkata “ Ton buka pintunya nak ayah akan jelaskan semuanya”. Mendengar tak ada balasan dari anaknya dia lalu masuk, dia melihat Tonny sedang memberesi barang – barangnya lalu dia berkata pada anaknya “ Ton kamu mau kemana “, Tonny menjawab dengan nada marah “ aku akan tinggalkan rumah ini, aku udah nda betah ayah selalu saja bawa perempuan lain “, lalu ayahnya menjawab dengan nada bersalah “ tapi Ton ini rumah kamu juga, rumah ibu kamu “. Sambil membawa barang – barangnya Tonny keluar sambil berkata “ ini bukan rumah aku, ini runah ayah dengan kekasih ayah, selamat tinggal dan selamat bersenang – senang.
Tonny langsung pergi menuju apartemennya, paginya Tonny kerumah Tamy, sesampai disana dia mengajak Tamy ketaman dan menceritakan semuanya. Saat Tonny menceritakan cerita sedihnya ternyata Zen dan Tina sedang bahagianya. Saat mengantar Tamy pulang Tonny menerima telpon dari perusahaan tempat dia bekerja bahwa perusahaan mereka akan mengadakan konser di Vietnam dan Tonny harus ikut. Sesampai di rumah Tamy, Tonny buru – buru pulang Tamy berkata “ Bang Tonny tak masuk dulu ”, lalu Tonny menjawab dengan nada lembut “ tak usahlah sayang abang buru – buru harus ngepak barang, Tamy pun menjawab “ Ya uda abang hati – hati ya Tamy doain moga konsernya berhasil.
Sore pun menjelang, Tonny bersama teman – temannya Beny dan Veri duduk – duduk, tiba – tiba Mr. Ronny telpon bahwa konsernya diundur bulan depan. Tonny begitu senang dan dia ingin segera memberitahukan Tamy, tapi entah apa yang ada dipikirannya Beny dan Very menghasutnya agar tidak memberitahukan Tamy, dan mereka mengajak Tonny ke Club malamnya untuk senang – senang, namanya juga manusia bisa juga kena hasutan akhirnya Tonny mengikuti perkataan temannya.
Malamnya mereka ke club ternyata Tamy dan teman – teman nya juga ke club yang sama. Saat Shandy dan yang lainnya turun dansa tiba – tiba mata Tamy tertuju pada laki – laki yangmirip dengan Tonny berdansa dengan seorang perempuan, pikirannya si itu Tonny tapi pikiran itu dia buang jauh – jauh karena dia mengira Tonny berada di Vietnam dan dia begitu percaya pada Tonny.
Saat Tamy sendiri tiba – tiba teman lamanya Eghi yang sudah lama menetapdi jepang datang menyapanya “ hai sendirian ja ni pacarnya mana, dengar kabar katanya pacaran ma artis top ”, Tamy tak menyangka itu Eghi lalu dia menjawab “ dari mana kamu tahu “, eghi menjawab lagi “ ya kan dan tersebar dimana – mana lagi “ Tamy menjawab dengan suara kecil “ dia ke Vietnam. Tidak lama bicara dengan Eghi Shandy mengajak Tamy pulang.
Tiga hari sudah Tamy tak bertemu dengan Tonny. Saat dia jalan – jalan di taman dia bertemu dengan Vincent teman kerjanya Tonny dia menanyakan tentang konser itu, Vincent menjawab bahwa konser ditunda bulan depan. Mendengar hal itu Tamy langsung menuju apartemen Tonny, sesampai di sana apa yang dia dapati Tamy melihat Tonny bermesraan dengan perempuan lain. Hati perempuan mana yang nda sakit, saat itu pula Tonny melihat Tamy tapi Tamy berlari. Tonny pun mengejar Tamy sampai dia bisa meraih tangannya dan berkata “ Tam maafin abang, abang khilaf “ Tamy menjawab dengan nada kecewa “ khilaf abang bilang orang khilaf nda sampai kayak gitu, kalau abang dan tak suka sama aku kenapa abang tak bicara langsung ke aku, aku kecewa sama abang ” berlari meninggalkan Tonny pergi.
Tamy langsung pulang diatas taksi dia membayangkan apa yang dilihatnya dan juga membayangkan apa yang dilihatnya di club malam itu. Sesampai dirumahnya Tamy langsung masuk kamar dengan wajah murung, saat ibunya bertanya pun dia tidak menjawab. Saat Tonny tiba Shandy langsung bertanya kenapa adiknya jadi begitu, Tonny pun menjelaskan semua yang telah terjadi, Shandy dapat mengerti hal itu, saat itu juga Zen dan Tina datang setelah mendengar kabar dari Tonny.
Shandy menyuruh Dina Memanggil Tamy dengan alasan ada Tina, Tamy pun turun saat dia melihat Tonny dia langsung lari tapi Tonny berhasil meraih tangannya, Cuma satu kata yang diucapkan Tamy “ kita putus” Tonny pun mencoba menjelaskan lagi Tapi Tamy tetap saja tak mau mengerti. Tonny terpaksa menerima keputusan itu walaupun tak sesuai dengan kata hatinya.
Haripun semakin malam, setelah lama bercakap – cakap dengan Shandy, Tonny pamit pulang dalam perjalanan dia selalu memikirkan apa yang diucapkan Tamy dan membayangkan apa yang telah dia lakukan sampai hubungannya dengan Tamy begini, karena pikirannya tak menentu kendali mobilnya tak tentu sehingga Tonny menabrak sebuah pohon besar disamping jalan. Ketika itu pula fotonya dengan Tamy jatuh, Tamy jadi khawatir walaupun dia sudah berkata putus pada Tonny. Dia langsung dibawa ke rumah sakit. Saat polisi datang orang yang membantunya ditanyai identitas Tonny tapi dia tidak tahu, tapi saat polisi itu melihat Tonny dia langsung mengenalinya karena ayah Tonny adalah temannya dan polisi itupun langsung memberitahukan ayahnya Tonny. Ayahnya begitu panikmendengar anaknya di rumah sakit dalam keadaan kritis.
Tuan Indrayana ( ayahnya Tonny ) langsung menelpon Zen, dan Zen langsung menelpon Shandy. Betapa paniknya Shandy terutama Tamy mendengar Tonny kecelakaan. Shandy dan keluarganya langsung menuju rumah sakit. Sesampai disana Tonny sudah mulai sadar dan dia selalu memanggil nama Tamy. Saat Tamy datang Tonny pun berkata “ Tamy sayang abang minta maaf, abang harap kamu akan menemukan orang yang lebih baik dan setia dari abang, abang sekarang nda bisa menemani kamu lagi” dengan menahan tangis Tamy menjawab “ abang jangan bicara begitu, abang tak buat salah apa – apa ke Tamy, seharusnya aku yang minta maaf” dengan lemah Tonny menjawab “ tidak adek abang harus pergi kamu akan temuin orang yang lebih baik dari abang “. Tonny pun menghembuskan napas terakhir. Isakan tangis dari keluarga tak dapat terbendungi, karena tidak dapat menahan gejolak hatinya Tamy pun tak sadarkan diri.
Setelah kepergian Tonny, setiap hari Tamy selalu murung, tak ada lagi keceriaannya yang dulu, Dina pun berkata pada Shandy “ abang rumah ini sepi sekali, kayaknya Tamy takkan ceria seperti dulu lagi. Mendengar itu Shandy jadi berfikir agar Tamy di suruh kes singapura untuk tenangkan diri sementara kerumah bibinya disana.
Akhirnya Tamy berangkat ke singapura, disana dia disambut dengan kegembiraan oleh sepupuhnya Wendy dan Sarah. Hari pertamanya disana Tamy sudah dikejutkan dengan hal yang menurutnya mustahil, saat Wendy dan Sarah jalan – jalan ada seorang laki – laki datang mencari Wendy. Betapa tercenggangnya Tamy saat membuka pintu dia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Tonny, didalam pikirannya Tonny hidup kembali, padahal itu Tommy saudara kembarnya Tonny, Tommy bertanya “ maaf Wendy nya ada” “ Bang Wendy lagi keluar ma Sarah dan temannya “ jawab Tamy, dalam hatinya masih saja heran, Tommy pun mohon pamit.
Malamnya setelah makan malam Tamy memberitahukan pada Wendy kalau tadi siang ada yang mencarinya, Tamy menjelaskan cirri – cirinya langsung Wendy berkata “ pasti Tommy ada apa ya dia “. Wendypun menelpon Tommy untuk menanyakan ada apa dia mencarinya. Keesokan harinya Tommy kerumah Wendy. Saat Wendy dan Tommy lagi bercakap – cakap Tamy datang menanyakan pada Wendy dimana dia letakan buku roman yang dibacanya semalam, Wendy memberitahukan pada Tamy kalau buku itu ada di atas meja di kamarnya.
Tak lama kemudian Tommy pamit pulang, setelah itu Wendy mengajak Tamy untuk mengunjungi toko milik Rena pacarnya, mereka pun pergi. ternyata Tommy mampir disana, dia mencari hadiah untuk seorang gadis, dan usul punya usul Tommy menaruh hati pada Tamy saat Rena bertanya “ cari apa Tom” Tommy menjawab dengan nada gembira “ cari hadiah ni buat cewek “ Rena pun agak menyindir “ ah hadiah buat cewek paling buat ibu kamu “ “ nda ni benar buat cewek “ jawb Tonny. Rena heran dengan temannya yang satu ini, “ kalau boleh tahu siapa cewek tu “ Tanya Rena dengan heran, Tommy lama menjawab tapiu akhirnya dia memberitahukan kepada Rena kalau cewek itu sepupuhnya Wendy yang datang dari Malaysia dan Tommy mengingatkan Rena agar tidak memberitahukan pada Wendy. Lama mengobrol Tommy langsung pulang, tak lama setelah pulangnya Tommy Wendy dan Tamy tiba di tempatnya Rena.
Tamy berkeliling disana sedangkan Wendy bicara dengan Rena, Rena pun memberitahukan pada Wendy kalau Tommy sebenarnya jatuh cinta pada Tamy. Wendy setuju aja, lama sudah mereka bicara sorepun telah menjelang, Wendy dan Tamy pulang “ Ren kita pulang dulu ya” kata Wendy, Rena menjawab “ ya hati – hati ya”.
Sesampai dirumah Sarah lagi duduk sambil baca majalah, saking capeknya Tamy langsung kekamar dan menghempaskan tasnya dan dia langsung mandi, Foto – fotonya bersama Tonny berserakan di tempat tidur. Saat Sarah membereskan kamar dia melihat foto itu, Sarah terkejut sekali dia mengira Tamy dan Tommy da kenal sangat lama sampai fotonya aja mesra gitu. Sarah pun langsung berlari menuju kakaknya sambil berteriak “ bang Wendy lihat ni abang pasti tak percaya “ Wendy menjawab dengan heran “ apaan si “ sarah menunjukan foto itu Wendy terkejut minta ampun, dia marah karena dia merasa Tamy sudah membohonginya dan sarah.
Malamnya saat mereka sedang duduk – duduk, Wendy menanyakannya pada Tamy “ Tam kamu jujur ama abang kamu dah kenal lamakan sama Tommy” Tanya Wendy dengan nada agak marah, Tamy menjawab “ Aku tak kenal dengan bang Tommy, aku kenal dia aja baru disini, Wendy semakin marah dia pun memperlihatkan foto – foto tersebut, Tamy langsung terdiam “ itu foto ku dengan Tonny, pacarku di Malaysia tapi sekarang dia dah meninggal “ jawab Tamy dengan nada rendah. Sarahpun berkata “ Tonny artis itu “ “ iya” jawab Tamy dan dia langsung meninggalkan sarah dan Wendy.
Wendy merasa menyesal karena dia sudah salah paham pada Tamy. Besoknya Tommy datang mengajak Tamy jalan – jalan, mereka pun pergi, saat di taman bermain Tommy mengungkapkan isi hatinya pada Tamy. Tamy pun menerima Tommy karena dia berharap Tommylah orang yang dapat mengganti Tonny. Saat akan pulang Wendy datang mengajak Tommy sedangkan Tamy disuruh pulang sendiri.
Wendy mengajak Tommy ke kantornya, disana dia memperlihatkan foto Tonny pada Tommy, Tommy terheran – heran mengapa wajahnya dia mirip dengan Tonny. Saat Tommy dirumahnya Tommy bertanya pada ibunya, “ ibu apa ada orang mirip tapi nda kembar “ ibunya menjawab “ kenapa kamu nanya begitu Tom “ “ karena wajahku mirip dengan seseorang yang bernama Tonny, dia tinggal di Malaysia tapi sekarang dia udah meninggal karena kecelakaan ayahnya pengusaha kaya dan dia seorang artis “. Mendengar ucapan anaknya Ny. Lita langsung terdiam dia memikirkan anaknya yang juga bernama Tonny yang di tinggalkannya sejak kecil. Lalu dia menjawab anaknya “ ya mungkin aja itu kan hanya tuhan yang tahu “.
Malamnya Tommy, Wendy dan yang lainnya makan – makan di sebuah restaurant, tak sangka disana mereka bertemu dengan Rara dan Ary. “ hai Tam hai Ton kalian liburan disini “ semuanya terdiam lalu Tommy menjawab “ iya, kamu nda pulang ke Malaysia, “ tak tahu mungkin bulan depan oh ya aku kesana dulu ya ” setelah mereka pergi Tommy berkata “ Tam maaf ya karena aku da ngaku jadi Tonny “ Tak apa” jawab Tamy.
Keesokan harinya Tommy mengajak Tamy kerumahnya, Tamy pun bertemu dengan ibunya Tommy. Ibunya Tommy meminta Tamy untuk menceritakan tentang orang yang mirip dengan Tommy. Tamy pun menceritakannya, setelah mendengar cerita Tamy Ny. Lita semakin yakin kalau Tonny itu benar – benar anaknya.
Saat malam Ny. Lita merenungi wajah anaknya, dia menyesal karena tidak bisa bersama Tonny dan tidak bisa melihat Tonny karena dia sudah meninggal. Tapi Ny. Lita pandai menyembunyikan kesedihannya di depan Tommy dan dia tidak ingin Tommy tahu kalau Tonny adalah saudara kembarnya, karena dia tidak ingin kebahagiaan Tommy terganggu.
Disaat Tamy dan Tonny lagi bahagia – bahaginya ujian tak juga lepas dari mereka, Tamy harus pulang ke Malaysia bersama Wendy dan keluarganya, Sedangkan Rena dan Lendy sudah balik terlebih dahulu ke Malaysia. Betapa sedihnya hati Tommy harus terpisah dengan orang yang disayanginya.
Setiba di Malaysia Tamy meminta kepada wendy dan juga keluarganya agar tidak memberitahukan kalau Tamy sudah punya pacar di Singapura. Mereka pun mengikuti kata Tamy.
Setiba dirumahnya Tamy masuk dengan wajah murung, sepertinya dia masihn merasakan sedih yang mendalam. Dina pun berkata “ Sar Tamy di singapura begitu ya” Sarah menjawab seakan tidak ada apa – apa “ ya, Tamy selalu begitu dia nda pernah keluar rumah “. “ Bang Shandy kasian Tamy dia masih merasakan kesedihan ditinggalkan Tonny “ ucap Dina dengan nada rendah.
Keesokan harinya, Tn Indrayana datang kerumah Tamy, dia datang melihat keadaannya Tamy, secara tak disangka dia mendengar Tamy menelpon dengan Ny. Lita. Tn. Indrayana langsung menanyakan kepada Tamy dimana alamat NY. Lita tersebut, Tamy memberikannya. Ternyata Tn. Indrayana langsung menuju Singapura dan menemui Lita.
Saat tiba disana dia mengetuk pintu. Tommy membuka pintu dan berkata “ Sapa ya? Dan cari siapa “ Tn. Indrayana menjawab dengan suara yang rendah “ Lita nya ada “, lalu Tommy menjawab “ ada silahkan masuk tunggu saya panggil “. Saat Ny. Lita bertemu dengan suaminya dia begitu marah, pertemuan tersebut sempat di warnai percekcokan, tapi akhirnya Tommylah yang bisa jadi penengah di antara mereka.
Tommy dan ibunya pun pindah ke Malaysia. Esoknya Tn. Indrayana mengatakan pada Tommy kalau dia akan di tunangkan dengan seorang gadis, begitu juga dengan Tamy, dia akan ditunangkan dengan seorang pemuda tapi dia tak diberitahukan namanya.
Seminggu kemudian Tn. Indrayana mengadakan pesta untuk menyambut istri dan anaknya, sekaligus dia mengumumkan pertunangan anaknya. Betapa sedih hati Tamy mendengar Tommy akan bertunangan begitu juga Tommy setelah mendengar dari Sarah kalau Tamy akan bertunangan hatinya begitu sedih.
Memang benar pepatah mengatakan kalau jodoh tak kemana. Betapa terkejutnya Tamy dan Tonny saat mereka tahu kalau yang akan bertunangan mereka berdua. Kebahagiaan yang tiada taranya diantara mereka berdua, keluarga mereka dan juga teman – taman mereka. Akhirnya mereka hidup bahagia tanpa ada yang bersedih lagi.
cerita ini terinspirasi dari sebuah pribahasa yaitu Patah Tumbuh Hilang Berganti, ya beginilah hasilnya imajinasi anak2 usia remaja.
selamat membaca ya sahabat, jangan lupa tinggalkan komentarnya ya...
Patah Tumbuh Hilang Berganti
Suasana di Kampus Tunas Bangsa begitu ramai, tapi ditengah keramain itu Shandy hatinya gunda gulana, dilanda kegelisahan yang begitu mendalam. Karena merasa tidak bisa menghadapi sendiri akhirnya dia bicara kepada dua sahabatnya Tonny dan Zen.
“ Ton, Zen sebenarnya aku ingin bicara pada kalian berdua”
” Apa yang ingin kamu bicarakan”, tanya Tonny.
” Gini Ton, Zen ini memang berat untuk aku, mungkin juga buat kalian semua”
” Shan, kamu nggak usah panjang cerita, kamu ngomong aja”, ucap Zen nggak sabaran
” Gini keluarga ku sepakat untuk menyuruhku kuliah di luar negeri, sebernarnya aku berat tuk katakan ini pada kalian, tapi ku ingin minta pendapat dari kalian”,
Lalu Tonny menjawab
“ Kalau itu dah jadi putusan dari keluarga kamu, ikuti aja karena itu mungkin yang terbaik untuk mu”,
Zen juga menambahkan
“ ya Shan kamu ikuti aja soalnya orang tua kita itu tahu apa yang terbaik untuk kita”.
Mereka menuju sebuah bangku di halaman kampus, Shandy kelihatannya masih ragu untuk menerima tawaran dari orang tua nya, tapi Tonny dan Zen terus memberi semangat pada temannya itu, sampai akhirnya Shandy mau menerima tawaran orang tuanya,
“ Ya udah kalau kalian ngedukung aku, aku akan terima tawaran itu”
” Na gitu dong, itu baru sahabat kita”, ucap tonny pada Shandy
Sesaat kemudian Shandy pamit pulang pada temannya,
” Oh.. ya..., kalau gitu aku balik dulu, soalnya sore ini aku langsung berangkat, ku tunggu kalian jam 3 di airport”
Shandy langsung pergi, menuju mobil dan langsung menuju rumah sesampai di dirumah,
” Shandy.. pulang”
” Eh...., kakak cakep ku udah pulang”, ucap Tamy adiknya
” Kamu jangan kebanyakan ngomong, ayah ama ibu mana?”
”Di ruang tengah, ada apa kak?”
“ Yuk.. kita temui ayah dan ibu”
Shandy memberitahukan pada orangtuanya bahwa dia menerima tawaran tersebut, orang tuanya sangat senang, dan sorenya mereka mengantar Shandy ke airport, hanya adiknya yang tidak mengantarkannya karena harus menyelesaikan tugas sekolahnya. Sesampai di airport terlihat Tonny dan Zen sudah menunggu, tak lama disana pesawat yang ditumpangi Shandy harus segera berangkat, dan mereka( Shandy, Tonny, dan Zen ) berpelukan untuk melepas rindu karena akan berpisah selama beberapa tahun. Setelah Shandy berangkat, mereka semua pulang, Tonny mengantar Zen pulang, diperjalanan setelah mengantar Zen,Tonny langsung pulang kerumahnya Tonny merasa sangat gelisah dan sedih karena ditinggal oleh sahabat karibnya walaupun itu hanya untuk sementara, tapi sesampai di rumahnya dia kecewa. Saat dia masuk dan hendak kekamarnya dia mendengar orang yang sedang bercakap – cakap, Tonny sangat berharap bahwa itu adalah suara ayah dan ibunya tapi setalah dia menuju ke arah suara itu dia melihat ayahnya berduaan dengan seorang perempuan, dia begitu marah,
“ Ayah apa – apaan ini, apa ayah ndak malu dan apa ayah tidak cukup di tinggalin ibu gara – gara kebiasaan ayah yang jelek itu”,
Karena omongan Tonny sampai akhirnya perempuan itu pergi. Setelah itu Tonny langsung menuju ke kamarnya.
Hari demi hari telah terlalui, tak terasa Tiga tahun sudah Shandy kuliah di luar negeri, dirumah Shandy adiknya bertanya – Tanya pada ibunya “ Bu kapan ya bang Shandy pulang, lalu ibunya menjawab “ ya ibu juga tak tahu mungkin kalau study nya sudah selesai pasti dia langsung pulang. Tiba – tiba ayahnya datang dari halaman belakang “ Apa yang kalian bicarakan itu, katanya kepada anak dan istrinya, lalu istrinya menjawab “ nih Yah Tamy nanya kapan abangnya balik katanya dia kangen banget ama abangnya, lalu ayahnya berkata lagi “ Kirainnya bicarain Ayah, lalu Tamy menjawab “ tak kita tak bicarain Ayah, kok Ayah keGRan banget si.
Saat mereka asyik bercakap – cakap tiba – tiba telepon berdering ternyata itu dari Shandy lalu ibu menyuruh Tamy untuk mengangkatnya.
Tamy : assalammualaikum, sapa ni, lalu Shandy menjawab “ ni abang masa kamu ndak kenal suara abang shi, lalu Tamy menjawab “ abang benar ni, abang kapan balik Tamy dah kangen banget ni sama abang, Shandy menjawab dengan nada sedikit ketawa “ Tiga hari lagi chayang, tunggu ja ya abang punya kejutan buat kamu, ya sudah ya abang mau beres – beres dulu, salam ma Ayah dan Ibu ya, lalu Tamy menjawab “ ya abang juga baik – baik disitu sampai ketemu dirumah assalammualaikum.
Setelah itu Tamy langsung menemui Ayah dan Ibunya dan memberitahukan kepada mereka bahwa Shandy akan pulang tiga hari lagi, ayah dan ibunya senang sekali mendengar kabar itu.
Tapi dalam Kebahagiaan Tamy. Tonny sedang di landa kesedihan yang mendalam karena Ayah nya belum mau berubah, Tonny pergi ke rumah Zen untuk meluahkan rasa hatinya yang gunda gulana, sesampai disana dia langsung bertemu dengan Zen, Zen berkata “ Ton kok tumben kesini ndak telepon dulu, lalu dengan nada bicara yang lemah tonny menjawab “ tak sempat soalnya aku buru – buru datang kesini, soalnya di rumah ku tak dah yang bikin senang semuanya bikin frustasi, lalu Zen menjawab “ maksud kamu “.dengan cepat Tonny menjawab “ aku pengen curhat ma kamu, dengan senyum Zen menjawab “ curhat aja, ya da yuk ke kamar ku. Lalu mereka menuju ke kamar Zen, disana Tonny menceritakan semua persoalannya kepada Zen.
Tonny : Zen ku masih nda ngerti dengan semua yang terjadi di rumahku, rasanya aku tuh ingin lari”,Zen menjawab Tonny “ emang kenapa kamu ingin lari dari semua itu”. Dengan nada agak kesal Tonny menjawab Zen “ kamu tahu sendirikan sifat ayahku, yang tak pernah lepas dari wanita wanita, dan wanita”, Zen mencoba menghibur Tonny dengan berkata “ Ton kamu yang sabar ya mungkin di sebalik semua itu ada hal yang udah di siapin Tuhan buat kamu dan keluarga kamu”.
Hari demi hari terlewati, saat Tamy dan keluarganya asyik bercakap – cakap diruang tengah rumahnya, tiba – tiba bel berbunyi, Tamy langsung bangun dan membukakan pintu, saat tiba di pintu dia sangat tercenggang karena yang datang adalah abangnya yang sudah tiga tahun di luar negeri. Dengan nada gembira Tamy menyambut abangnya “abang, pa benar ni abang ” Shandy lalu menjawab “ ya ini abang masa kamu nda kenal si, Tamy lalu menjawab lagi “ yang aku pangling aja, abang banyak berubah”, tiba – tiba mata Tamy tertuju kepada seorang perempuan “ bang siapa perempuan itu , Shandy langsung Menjawab “ itu dia kejutan yang kakak bilang kemarin itu “ Lalu Tamy bertanya lagi “ namanya siapa dan orang mana “ dengan senyum Shandy menjawab pertanyaan adiknya “ namanya Dina, dia anak sini juga tapi sudah lama tinggal di London. Lalu Ayah dan ibunya keluar dan saat melihat Shandy mereka senang sekali terus Tamy keceplosan ngomong, “ Bu abang datang dengan calon mantu ibu, lalu ibu Shandy bertanya pada Shandy “ benar itu nak, dengan malu – malu Shandy menjawab “ iya bu, lalu Ayah nya bilang “ lho kok jadi ngobrol disini sih Shan ayo ajak sapa namanya ?, Shandy menjawab “ Dina Yah “, iya Dina ayo masuk sahut Ayah nya Shandy biar Tamy yang bawah semua barangnya, lalu Tamy Berkata “ kok aku sih “waktu terus saja melaju, tak terasa malam pun menjelang, dirumahnya Tonny sangat frustasi karena ulah ayahnya yang tidak berubah – berubah, dengan sangat kesal Tonny mengobrak abrik kamarnya sambil berkata “ sial kenapa ku punya ayah macam tu “, lalu pembantunya datang didepan pintu dia berkata “ Den Tonny, ada apa, tonny menjawabnya dengan nada yang tak enak di dengar “ tak ada apa – apa, kamu pergi aja aku lagi malas bicara ma siapa – siapa, ina menjawab “ ya Den tapi tuan nyuruh saya panggil Den Tonny, tuk makan malam.Tonny menjawab “ ya sebentar aku turun. Sedangkan dirumah Shandy makan malamya diwarnai dengan suasana yang sangat menyenangkan.
Di rumahnya Zen dan keluarganya membicarakan Tonny, Zen berkata pada ayah dan ibunya “ kasian ya tonny” lalu ibunya menjawab “ kasian kenapa nak “, Zen menjawab dengan nada rendah “ 3 hari saat dia datang kerumah, dia cerita semua masalahnya, lalu ayahnya berkata “ Tonny punya masalah apa “ Zen menjawabnya “ masalah ayah nya yang tak berubah – berubah, kerana itu dia jadi tertekan “, dengan nada agak sedih ibunya Zen berkata “ kasian dia dari kecil ditinggal ibunya, tak pernah melihat ibunya, semua kerana ayahnya tu “, Zen lalu menambahkan “ dia juga cakap apa arti semua yang aku dapatkan kalau aku harus begini “lalu ayahnya berkata “ Zen kamu harus hibur dia, diakan teman karib mu “. Sedang dirumahnya Tonny bertengkar dengan ayahnya, Tonny berkata “ yah ayah ingat janji ayah ke Tonny kan “, ayahnya menjawab “ Ayah ingat nak “, lalu dengan nada marah Tonny berkata “ kalau ayah ingat kenapa ayah masih ngulanginya, ayahnya menjawab “ ayah bisa jelasin “, dengan nada marah dan sambil menghempaskan sendok dan garpu “ apa yang perlu dijelasin lagi, tak ada yah, perlu ayah tahu Tonny sangat tersiksa dengan keadaan ini “ tonny langsung meninggalkan meja makan.
Keesokan harinya Tonny dan Zen duduk di taman kampus sambil bercakap- cakap, Zen berkata “ Ton kapan ya Shandy balik “ Tonny menjawab “ tak tahu lah, mungkin dalam bulan ni. E aku ke kantin dulu ya tak lama kok “ Zen menjawab “ Ya ku tunggu disini “. Sedangkan Tamy di rumah nya telat ke kampus, Tamy buru – buru turun, di meja makan ibunya menegur “ pagi Tam, sarapan dulu “ Tamy menjawab “ Tamy buru – buru bu ada ujian bahasa inggris. Bang Shandy pinjam mobilnya ya “ Shandy memberikan kuncinya dan Tamy langsung menuju ke kampus. Sesampai disana Tamy berjalan dengan sangat tergesa – gesa, sampai di dekat tangga dia berpapasan dengan Tonny, buku yang dibawahnya jatuh, Tamy mengambil buku – bukunya yang jatuh Tonny juga membantunya merapikan buku – bukunya sambil menatap lain, setelah buku – bukunya diambil Tamy langsung berjalan ke kelasnya, sedang Tonny terus menatapnya sampai dia di bangku taman lalu Zen berkata “ hei pa yang kamu lihat tu “. Tonny menjawab “ Zen cewek tadi tu cantik juga ya “ Zen menjawab dengan nada agak nyindir “ naksir yah “, lalu Tonny menanggapi “ kalau ya, kenapa? “ Zen lalu menjawab “ tak apa – apa kok.
Beberapa saat kemudian Tamy muncul dan langsung menuju mobilnya yang tepat berada disebelah mobil Tonny. Saat Tamy melihat ternyata bannya kempes, lalu Tamy mengganti ban tersebut,tiba – tiba Tonny datang menawarkan bantuan, Tamy tidak menghiraukan nya, saat dia melihatnya ternyata itu Tonny, Tamy sangat tercenggang lalu dia berkata “ eh abang “ Tonny lalu berkata “ pa bisa abang bantu kayaknya kamu capek banget”, Tamy menjawab dan agak menolak “ tak usah ya, aku bisa sendiri kok “ Tonny terus bicara dan kayaknya agak memaksa gitu “ ayo dah abang Bantu “ lalu Tamy menjawab “ ya sudah kalau abang maksa “ lalu Tonny memasang ban mobil Tamy walaupun dia juga belum pernah pasang ban sendiri, setelah selesai Tamy mengeluarkan sapu tangan dan memberikan kepada Tonny untuk mengelap keringatnya dan Tamy mengucapkan terima kasih kepada Tonny kerana sudah membantunya. Tamy masuk ke mobil dan menjalankan mobil tiba – tiba Tonny memanggil, Tamy berhenti dengan tiba – tiba, Tonny menanyakan namanya “ sorry aku tiba – tiba nyuruh kamu berhenti, boleh tahu tak nama kamu siapa “ Tamy lalu menjawab “ nama aku Tamy Abang “ Tonny menjawab “ nama abang Tonny, makasih ya atas jawapannya”. Setelah itu Tamy langsung pulang. Tanpa sadar dan masih dalam lamunan, Tonny menyebut – nyebut nama Tamy sampai Zen datang menegurnya “ apa yang kamu pikirkan itu “, Tonny menjawab “ tak ada, e Zen tadi aku bantuin cewek gantiin ban mobil, mobilnya itu mirip banget dengan mobilnya Shandy “,lalu Zen berkata “mungkin Shandy da balik” tak lama setelah berbicara handphone Tonny berdering dengan segera Tonny menjawabnya “ Assalamualaikum, ni siapa yah “, ternyata yang menelpon itu Shandy “ Waalaikumsalam, ni Shandy Ton, kamu dimana sekarang “,dengan riang Tonny menjawab “ ni benar kamu, sekarang ku ada dikampus dengan Zen ada apa sih “, lalu Shandy menjawab “ kamu dan Zen kerumah yah, ku tunggu “, Tonny menjawabnya “ ya tapi kapan kamu balik ke Malaysia “ Shandy menjawabnya “ ku balik kemarin, pokoknya kamu dan Zen cepat kerumah yah, ya udah assalamualikum “ Tonny menjawab salam temannya.
Setelah itu Tonny dan Zen langsung menuju rumah Shandy, sesampai disana mereka menekan bel, lalu Shandy membukakan pintu. Saat itu pelukan hangat ketiga sahabat itu melepaskan rindunya lalu Shandy berkata “ ayo masuk “. Mereka masuk dan langsung menuju ruang tengah, sesampai diruang tengah Shandy memanggil Dina “ Din sini abang ingin kenalin teman – teman abang “. Dina menuju di ruang tengah, Tonny dan Zen heran dengan perempuan didepan mereka, lalu Tonny berkata “ Shan siapa dia “, dengan senyum Shandy menjawabnya “ tunangan ku dari London “, lalu Zen berkata “ wow selamat ya, teman ku yang satu ni rupanya sambil belajar di sana pulang – pulang eh bawah calon istri “. Shandy menyuruh Dina membuatkan minum, saat Dina Sampai di dapur dia bertemu Tamy, Tamy menyuruh Dina kembali keruang tengah, saat Dina kembali Shandy menanyakan minuman lalu Dina menjawab udah dibuatin. tak lama kemudian Tamy datang membawa minuman dan meletakannya satu per satu di atas meja “ silahkan “ setelah itu Tamy langsung menuju kebelakang. Saat itu Tonny bergurau “ Shan cantik juga pembantu kamu “ lalu Shandy menjawab “ hus itu bukan pembantu aku, dia itu adik aku “ lalu Tonny menjawab Shandy dengan nada malu gitu “ sorry kirainnya pembantu kamu “, Shandy menjawab “ tak apa soalnya aku tak pernah cerita, namanya Tamy “. Tonny tersedat saat Shandy bilang kalau nama adiknya Tamy “ Tamy “, lalu Shandy berkata “ kenapa Ton kamu kenal “Tonny menjawab “ Tak kayak pernah dengar aja “. Shandy memanggil Tamy, saat Tamy tiba diruang tamu Shandy berkata “ Tam ni kenalin temannya abang, lalu Tonny berkata “kamu yang dikampus tadi kan”, Tamy menjawab ya, makasih ya da bantuin betulin mobil”, sama – sama sahut Tonny dengan lembut.
Tiba – tiba ibu memanggil Tamy, dia disuruh ke supermarket untuk berbelanja tapi Tamy tak punya teman kesana, Tamy mengajak kakaknya tapi nda mau, kakaknya menyuruhnya pergi dengan Tonny karena Tonny dah bicara ma Shandy kalau dia suka pada Tamy. Akhirnya Tamy pergi dengan Tonny, sesampai disana Tamy langsung belanja dan setelah itu mereka langsung pulang. Tapi ditengah jalan mobilnya Tonny mogok terpaksa mereka menunggu mobilnya diperbaiki oleh montir.
Sementara mobilnya diperbaiki Tonny mengajak Tamy duduk ditaman yang tidak jauh dari tempat mobilnya di perbaiki, disitulah Tonny mengungkapkan isi hatinya. Dengan nada malu – malu Tonny berkata pada Tamy “ Tam abang ingin katakan sesuatu tapi kamu jangan marah ya, Tamy menjawab mau katakan apa dan kenapa aku harus marah. Dengan suara lembut Tonny berkata “ aku sayang ma kamu and mau nda kamu nerima aku jadi kekasih mu”. Tamy menjawab dengan malu – malu “ gimana ya bang, Tamy terima abang tapi syaratnya abang harus setia” lalu Tonny berkata “ abang janji abang pasti setia” Tamy lalu berkata lagi “ abang takkan tinggalin aku sampai kapanpun, tonny menjawab abang janji akan bersama kamu sampai kapanpun. Lalu Hpnya Tonny berdering, itu telpon dari montirnya , setelah itu mereka pulang, sedangkan dirumah ibunya Tamy khawatir banget.
Sesampai dirumah tamy langsung membawa belanjaan ke dapur sedangkan Tonny duduk bersama Shandy, lalu Shandy bertanya Ton gimana kamu berhasil nyatain cinta pada Tamy. Tonny menjawab dengan nada bahagia “ berhasil si tapi tadi tu aku malu tuk ungkapinnya tapi akhirnya aku berani juga”, Zen angkat bicara dengan nada nyindir “ bisa juga artis malu padahal kalau didepan orang banyak tak malu tu tapi kok didepan satu orang ja malu”, Shandy agak membela “ ya kan ini urusannya lain masalah hati gtu”. Lalu Tonny berkata “ Shan kita balik dulu ya dah sore ni, salam ja ma Tamy ” shandy menjawab “ key de ntar ku sampaiin”. Tonny dan Zen pulang .
Keesokan harinya Tamy bangun lebih pagi dari hari – hari sebelumnya, ayahnya berkata “ tumben anak ayah bangun sepagi ini da angin apa ya?, Tamy lalu menjawab dengan nada riang “ ah…ayah masa nda boleh Tamy bangun sepagi ni lagian Tamy kan ada kuliah pagi.
Tiba – tiba bel berbunyi ternyata yang Tonny, dia menjemput Tamy untuk kekampus bersama. Mereka pergi berdua dengan riang ternyata mereka melihat hal yang mengejutkan disana. Mereka melihat Zen berduaan dengan Tina ternyata Zen dan Tina udah jadian tapi teman – temannya tak ada yang tahu. Setelah kuliah selesai Tonny, Tamy, Zen dan Tina jalan – jalan kesebuah taman dan makan direstauran.
Setelah lama – jalan Tonny mengantar Tamy pulang, begitu juga dengan Zen, dia mengantar Tina Pulang. Setelah mengantar Tamy, Tonny langsung pulang kerumahnya tapi apa yang dia dapati. Tonny melihat ayahnya dengan perempuan lain, ayahnya tercenggang melihat Tonny dan Tonny langsung masuk kekamarnya. Ayahnya mengetuk pintu kamar sambil berkata “ Ton buka pintunya nak ayah akan jelaskan semuanya”. Mendengar tak ada balasan dari anaknya dia lalu masuk, dia melihat Tonny sedang memberesi barang – barangnya lalu dia berkata pada anaknya “ Ton kamu mau kemana “, Tonny menjawab dengan nada marah “ aku akan tinggalkan rumah ini, aku udah nda betah ayah selalu saja bawa perempuan lain “, lalu ayahnya menjawab dengan nada bersalah “ tapi Ton ini rumah kamu juga, rumah ibu kamu “. Sambil membawa barang – barangnya Tonny keluar sambil berkata “ ini bukan rumah aku, ini runah ayah dengan kekasih ayah, selamat tinggal dan selamat bersenang – senang.
Tonny langsung pergi menuju apartemennya, paginya Tonny kerumah Tamy, sesampai disana dia mengajak Tamy ketaman dan menceritakan semuanya. Saat Tonny menceritakan cerita sedihnya ternyata Zen dan Tina sedang bahagianya. Saat mengantar Tamy pulang Tonny menerima telpon dari perusahaan tempat dia bekerja bahwa perusahaan mereka akan mengadakan konser di Vietnam dan Tonny harus ikut. Sesampai di rumah Tamy, Tonny buru – buru pulang Tamy berkata “ Bang Tonny tak masuk dulu ”, lalu Tonny menjawab dengan nada lembut “ tak usahlah sayang abang buru – buru harus ngepak barang, Tamy pun menjawab “ Ya uda abang hati – hati ya Tamy doain moga konsernya berhasil.
Sore pun menjelang, Tonny bersama teman – temannya Beny dan Veri duduk – duduk, tiba – tiba Mr. Ronny telpon bahwa konsernya diundur bulan depan. Tonny begitu senang dan dia ingin segera memberitahukan Tamy, tapi entah apa yang ada dipikirannya Beny dan Very menghasutnya agar tidak memberitahukan Tamy, dan mereka mengajak Tonny ke Club malamnya untuk senang – senang, namanya juga manusia bisa juga kena hasutan akhirnya Tonny mengikuti perkataan temannya.
Malamnya mereka ke club ternyata Tamy dan teman – teman nya juga ke club yang sama. Saat Shandy dan yang lainnya turun dansa tiba – tiba mata Tamy tertuju pada laki – laki yangmirip dengan Tonny berdansa dengan seorang perempuan, pikirannya si itu Tonny tapi pikiran itu dia buang jauh – jauh karena dia mengira Tonny berada di Vietnam dan dia begitu percaya pada Tonny.
Saat Tamy sendiri tiba – tiba teman lamanya Eghi yang sudah lama menetapdi jepang datang menyapanya “ hai sendirian ja ni pacarnya mana, dengar kabar katanya pacaran ma artis top ”, Tamy tak menyangka itu Eghi lalu dia menjawab “ dari mana kamu tahu “, eghi menjawab lagi “ ya kan dan tersebar dimana – mana lagi “ Tamy menjawab dengan suara kecil “ dia ke Vietnam. Tidak lama bicara dengan Eghi Shandy mengajak Tamy pulang.
Tiga hari sudah Tamy tak bertemu dengan Tonny. Saat dia jalan – jalan di taman dia bertemu dengan Vincent teman kerjanya Tonny dia menanyakan tentang konser itu, Vincent menjawab bahwa konser ditunda bulan depan. Mendengar hal itu Tamy langsung menuju apartemen Tonny, sesampai di sana apa yang dia dapati Tamy melihat Tonny bermesraan dengan perempuan lain. Hati perempuan mana yang nda sakit, saat itu pula Tonny melihat Tamy tapi Tamy berlari. Tonny pun mengejar Tamy sampai dia bisa meraih tangannya dan berkata “ Tam maafin abang, abang khilaf “ Tamy menjawab dengan nada kecewa “ khilaf abang bilang orang khilaf nda sampai kayak gitu, kalau abang dan tak suka sama aku kenapa abang tak bicara langsung ke aku, aku kecewa sama abang ” berlari meninggalkan Tonny pergi.
Tamy langsung pulang diatas taksi dia membayangkan apa yang dilihatnya dan juga membayangkan apa yang dilihatnya di club malam itu. Sesampai dirumahnya Tamy langsung masuk kamar dengan wajah murung, saat ibunya bertanya pun dia tidak menjawab. Saat Tonny tiba Shandy langsung bertanya kenapa adiknya jadi begitu, Tonny pun menjelaskan semua yang telah terjadi, Shandy dapat mengerti hal itu, saat itu juga Zen dan Tina datang setelah mendengar kabar dari Tonny.
Shandy menyuruh Dina Memanggil Tamy dengan alasan ada Tina, Tamy pun turun saat dia melihat Tonny dia langsung lari tapi Tonny berhasil meraih tangannya, Cuma satu kata yang diucapkan Tamy “ kita putus” Tonny pun mencoba menjelaskan lagi Tapi Tamy tetap saja tak mau mengerti. Tonny terpaksa menerima keputusan itu walaupun tak sesuai dengan kata hatinya.
Haripun semakin malam, setelah lama bercakap – cakap dengan Shandy, Tonny pamit pulang dalam perjalanan dia selalu memikirkan apa yang diucapkan Tamy dan membayangkan apa yang telah dia lakukan sampai hubungannya dengan Tamy begini, karena pikirannya tak menentu kendali mobilnya tak tentu sehingga Tonny menabrak sebuah pohon besar disamping jalan. Ketika itu pula fotonya dengan Tamy jatuh, Tamy jadi khawatir walaupun dia sudah berkata putus pada Tonny. Dia langsung dibawa ke rumah sakit. Saat polisi datang orang yang membantunya ditanyai identitas Tonny tapi dia tidak tahu, tapi saat polisi itu melihat Tonny dia langsung mengenalinya karena ayah Tonny adalah temannya dan polisi itupun langsung memberitahukan ayahnya Tonny. Ayahnya begitu panikmendengar anaknya di rumah sakit dalam keadaan kritis.
Tuan Indrayana ( ayahnya Tonny ) langsung menelpon Zen, dan Zen langsung menelpon Shandy. Betapa paniknya Shandy terutama Tamy mendengar Tonny kecelakaan. Shandy dan keluarganya langsung menuju rumah sakit. Sesampai disana Tonny sudah mulai sadar dan dia selalu memanggil nama Tamy. Saat Tamy datang Tonny pun berkata “ Tamy sayang abang minta maaf, abang harap kamu akan menemukan orang yang lebih baik dan setia dari abang, abang sekarang nda bisa menemani kamu lagi” dengan menahan tangis Tamy menjawab “ abang jangan bicara begitu, abang tak buat salah apa – apa ke Tamy, seharusnya aku yang minta maaf” dengan lemah Tonny menjawab “ tidak adek abang harus pergi kamu akan temuin orang yang lebih baik dari abang “. Tonny pun menghembuskan napas terakhir. Isakan tangis dari keluarga tak dapat terbendungi, karena tidak dapat menahan gejolak hatinya Tamy pun tak sadarkan diri.
Setelah kepergian Tonny, setiap hari Tamy selalu murung, tak ada lagi keceriaannya yang dulu, Dina pun berkata pada Shandy “ abang rumah ini sepi sekali, kayaknya Tamy takkan ceria seperti dulu lagi. Mendengar itu Shandy jadi berfikir agar Tamy di suruh kes singapura untuk tenangkan diri sementara kerumah bibinya disana.
Akhirnya Tamy berangkat ke singapura, disana dia disambut dengan kegembiraan oleh sepupuhnya Wendy dan Sarah. Hari pertamanya disana Tamy sudah dikejutkan dengan hal yang menurutnya mustahil, saat Wendy dan Sarah jalan – jalan ada seorang laki – laki datang mencari Wendy. Betapa tercenggangnya Tamy saat membuka pintu dia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Tonny, didalam pikirannya Tonny hidup kembali, padahal itu Tommy saudara kembarnya Tonny, Tommy bertanya “ maaf Wendy nya ada” “ Bang Wendy lagi keluar ma Sarah dan temannya “ jawab Tamy, dalam hatinya masih saja heran, Tommy pun mohon pamit.
Malamnya setelah makan malam Tamy memberitahukan pada Wendy kalau tadi siang ada yang mencarinya, Tamy menjelaskan cirri – cirinya langsung Wendy berkata “ pasti Tommy ada apa ya dia “. Wendypun menelpon Tommy untuk menanyakan ada apa dia mencarinya. Keesokan harinya Tommy kerumah Wendy. Saat Wendy dan Tommy lagi bercakap – cakap Tamy datang menanyakan pada Wendy dimana dia letakan buku roman yang dibacanya semalam, Wendy memberitahukan pada Tamy kalau buku itu ada di atas meja di kamarnya.
Tak lama kemudian Tommy pamit pulang, setelah itu Wendy mengajak Tamy untuk mengunjungi toko milik Rena pacarnya, mereka pun pergi. ternyata Tommy mampir disana, dia mencari hadiah untuk seorang gadis, dan usul punya usul Tommy menaruh hati pada Tamy saat Rena bertanya “ cari apa Tom” Tommy menjawab dengan nada gembira “ cari hadiah ni buat cewek “ Rena pun agak menyindir “ ah hadiah buat cewek paling buat ibu kamu “ “ nda ni benar buat cewek “ jawb Tonny. Rena heran dengan temannya yang satu ini, “ kalau boleh tahu siapa cewek tu “ Tanya Rena dengan heran, Tommy lama menjawab tapiu akhirnya dia memberitahukan kepada Rena kalau cewek itu sepupuhnya Wendy yang datang dari Malaysia dan Tommy mengingatkan Rena agar tidak memberitahukan pada Wendy. Lama mengobrol Tommy langsung pulang, tak lama setelah pulangnya Tommy Wendy dan Tamy tiba di tempatnya Rena.
Tamy berkeliling disana sedangkan Wendy bicara dengan Rena, Rena pun memberitahukan pada Wendy kalau Tommy sebenarnya jatuh cinta pada Tamy. Wendy setuju aja, lama sudah mereka bicara sorepun telah menjelang, Wendy dan Tamy pulang “ Ren kita pulang dulu ya” kata Wendy, Rena menjawab “ ya hati – hati ya”.
Sesampai dirumah Sarah lagi duduk sambil baca majalah, saking capeknya Tamy langsung kekamar dan menghempaskan tasnya dan dia langsung mandi, Foto – fotonya bersama Tonny berserakan di tempat tidur. Saat Sarah membereskan kamar dia melihat foto itu, Sarah terkejut sekali dia mengira Tamy dan Tommy da kenal sangat lama sampai fotonya aja mesra gitu. Sarah pun langsung berlari menuju kakaknya sambil berteriak “ bang Wendy lihat ni abang pasti tak percaya “ Wendy menjawab dengan heran “ apaan si “ sarah menunjukan foto itu Wendy terkejut minta ampun, dia marah karena dia merasa Tamy sudah membohonginya dan sarah.
Malamnya saat mereka sedang duduk – duduk, Wendy menanyakannya pada Tamy “ Tam kamu jujur ama abang kamu dah kenal lamakan sama Tommy” Tanya Wendy dengan nada agak marah, Tamy menjawab “ Aku tak kenal dengan bang Tommy, aku kenal dia aja baru disini, Wendy semakin marah dia pun memperlihatkan foto – foto tersebut, Tamy langsung terdiam “ itu foto ku dengan Tonny, pacarku di Malaysia tapi sekarang dia dah meninggal “ jawab Tamy dengan nada rendah. Sarahpun berkata “ Tonny artis itu “ “ iya” jawab Tamy dan dia langsung meninggalkan sarah dan Wendy.
Wendy merasa menyesal karena dia sudah salah paham pada Tamy. Besoknya Tommy datang mengajak Tamy jalan – jalan, mereka pun pergi, saat di taman bermain Tommy mengungkapkan isi hatinya pada Tamy. Tamy pun menerima Tommy karena dia berharap Tommylah orang yang dapat mengganti Tonny. Saat akan pulang Wendy datang mengajak Tommy sedangkan Tamy disuruh pulang sendiri.
Wendy mengajak Tommy ke kantornya, disana dia memperlihatkan foto Tonny pada Tommy, Tommy terheran – heran mengapa wajahnya dia mirip dengan Tonny. Saat Tommy dirumahnya Tommy bertanya pada ibunya, “ ibu apa ada orang mirip tapi nda kembar “ ibunya menjawab “ kenapa kamu nanya begitu Tom “ “ karena wajahku mirip dengan seseorang yang bernama Tonny, dia tinggal di Malaysia tapi sekarang dia udah meninggal karena kecelakaan ayahnya pengusaha kaya dan dia seorang artis “. Mendengar ucapan anaknya Ny. Lita langsung terdiam dia memikirkan anaknya yang juga bernama Tonny yang di tinggalkannya sejak kecil. Lalu dia menjawab anaknya “ ya mungkin aja itu kan hanya tuhan yang tahu “.
Malamnya Tommy, Wendy dan yang lainnya makan – makan di sebuah restaurant, tak sangka disana mereka bertemu dengan Rara dan Ary. “ hai Tam hai Ton kalian liburan disini “ semuanya terdiam lalu Tommy menjawab “ iya, kamu nda pulang ke Malaysia, “ tak tahu mungkin bulan depan oh ya aku kesana dulu ya ” setelah mereka pergi Tommy berkata “ Tam maaf ya karena aku da ngaku jadi Tonny “ Tak apa” jawab Tamy.
Keesokan harinya Tommy mengajak Tamy kerumahnya, Tamy pun bertemu dengan ibunya Tommy. Ibunya Tommy meminta Tamy untuk menceritakan tentang orang yang mirip dengan Tommy. Tamy pun menceritakannya, setelah mendengar cerita Tamy Ny. Lita semakin yakin kalau Tonny itu benar – benar anaknya.
Saat malam Ny. Lita merenungi wajah anaknya, dia menyesal karena tidak bisa bersama Tonny dan tidak bisa melihat Tonny karena dia sudah meninggal. Tapi Ny. Lita pandai menyembunyikan kesedihannya di depan Tommy dan dia tidak ingin Tommy tahu kalau Tonny adalah saudara kembarnya, karena dia tidak ingin kebahagiaan Tommy terganggu.
Disaat Tamy dan Tonny lagi bahagia – bahaginya ujian tak juga lepas dari mereka, Tamy harus pulang ke Malaysia bersama Wendy dan keluarganya, Sedangkan Rena dan Lendy sudah balik terlebih dahulu ke Malaysia. Betapa sedihnya hati Tommy harus terpisah dengan orang yang disayanginya.
Setiba di Malaysia Tamy meminta kepada wendy dan juga keluarganya agar tidak memberitahukan kalau Tamy sudah punya pacar di Singapura. Mereka pun mengikuti kata Tamy.
Setiba dirumahnya Tamy masuk dengan wajah murung, sepertinya dia masihn merasakan sedih yang mendalam. Dina pun berkata “ Sar Tamy di singapura begitu ya” Sarah menjawab seakan tidak ada apa – apa “ ya, Tamy selalu begitu dia nda pernah keluar rumah “. “ Bang Shandy kasian Tamy dia masih merasakan kesedihan ditinggalkan Tonny “ ucap Dina dengan nada rendah.
Keesokan harinya, Tn Indrayana datang kerumah Tamy, dia datang melihat keadaannya Tamy, secara tak disangka dia mendengar Tamy menelpon dengan Ny. Lita. Tn. Indrayana langsung menanyakan kepada Tamy dimana alamat NY. Lita tersebut, Tamy memberikannya. Ternyata Tn. Indrayana langsung menuju Singapura dan menemui Lita.
Saat tiba disana dia mengetuk pintu. Tommy membuka pintu dan berkata “ Sapa ya? Dan cari siapa “ Tn. Indrayana menjawab dengan suara yang rendah “ Lita nya ada “, lalu Tommy menjawab “ ada silahkan masuk tunggu saya panggil “. Saat Ny. Lita bertemu dengan suaminya dia begitu marah, pertemuan tersebut sempat di warnai percekcokan, tapi akhirnya Tommylah yang bisa jadi penengah di antara mereka.
Tommy dan ibunya pun pindah ke Malaysia. Esoknya Tn. Indrayana mengatakan pada Tommy kalau dia akan di tunangkan dengan seorang gadis, begitu juga dengan Tamy, dia akan ditunangkan dengan seorang pemuda tapi dia tak diberitahukan namanya.
Seminggu kemudian Tn. Indrayana mengadakan pesta untuk menyambut istri dan anaknya, sekaligus dia mengumumkan pertunangan anaknya. Betapa sedih hati Tamy mendengar Tommy akan bertunangan begitu juga Tommy setelah mendengar dari Sarah kalau Tamy akan bertunangan hatinya begitu sedih.
Memang benar pepatah mengatakan kalau jodoh tak kemana. Betapa terkejutnya Tamy dan Tonny saat mereka tahu kalau yang akan bertunangan mereka berdua. Kebahagiaan yang tiada taranya diantara mereka berdua, keluarga mereka dan juga teman – taman mereka. Akhirnya mereka hidup bahagia tanpa ada yang bersedih lagi.
Komentar
Posting Komentar